Jakarta, 17 Juli 2025 Esas management sukses menyelenggarakan pelatihan Sertifikasi mengenai Certified Stunting Practitioner (C.StP) tersebut diselenggarakan pada hari Kamis, 17 Juli 2025 pukul 19.30 s.d 21.30 WIB yang dilaksanakan melalui platform zoom meeting dan Youtube ESAS Management serta dihadiri banyak peserta dari berbagai latar belakang dan domisili yang berbeda.
Sertifikasi ini menghadirkan 1 narasumber yang tentunya Professional dalam bidang Certified Stunting Practitioner (C.StP). Beliau adalah dr. Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D (Dosen, Dokter Umum, Penulis Puluhan, Trainer Berlisensi BNSP).
Dalam paparannya, Bapak Dito menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Namun, beliau menekankan bahwa permasalahan stunting jauh lebih kompleks. “Stunting bukan sekadar soal makanan, tapi juga berkaitan dengan sanitasi, pola asuh, kesehatan ibu, hingga akses terhadap layanan dasar,” ujarnya.
Materi berikutnya bertajuk “Proven Strategies to Prevent and Treat Stunting” menguraikan langkah-langkah konkret yang telah terbukti efektif. Di antaranya adalah pemantauan pertumbuhan secara rutin, edukasi gizi kepada ibu hamil dan menyusui, serta pemberdayaan kader kesehatan di tingkat desa. “Pencegahan selalu lebih murah dan efektif dibandingkan penanganan jangka panjang,” tegas Bapak Dito.
Dalam segmen “The Power of Community in Fighting Stunting”, Bapak Dito menyoroti pentingnya gotong royong dan peran aktif masyarakat dalam memerangi stunting. Ia memberi contoh keberhasilan beberapa desa di Indonesia yang mampu menurunkan angka stunting melalui kolaborasi antara pemerintah desa, PKK, kader posyandu, dan tokoh masyarakat. “Komunitas yang kuat bisa jadi benteng utama melawan stunting,” katanya.
Tak kalah menarik, materi “Leverage Technology and Social Media for Change” mengajak peserta untuk memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai alat perubahan. Media sosial, aplikasi kesehatan, serta platform edukasi daring dinilai sangat efektif dalam menyebarluaskan informasi dan membentuk opini publik positif. “Jika kita bisa viral karena tren hiburan, kenapa tidak untuk isu stunting?” tutur Bapak Dito dengan semangat.
Sebagai penutup, dalam sesi “Securing a Healthier Future for Next Generations”, Bapak Dito mengajak semua pihak untuk berkomitmen menjadikan penurunan angka stunting sebagai prioritas bersama. Ia menekankan bahwa masa depan Indonesia bergantung pada generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari stunting.
Pelatihan ini diharapkan mampu menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanggulangan stunting di Indonesia. Dengan pemahaman yang komprehensif dan tindakan nyata, masa depan yang lebih sehat dan cerah untuk generasi mendatang bukanlah hal yang mustahil.

